Sabtu, 10 November 2012

Waspadai Penyakit TBC Pada Anak

TB Paru Pada Anak




Penyakit TBC merupakan penyebab kematian no 3 setelah penyakit Kardiovaskuler dan penyakit Saluran Pernafasan pada semua kelompok usia. Penyakit TBC menyerang tanpa memandang umur. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun perlu mendapat perhatian dan kewaspadaan akan penyakit TBC ini. Dari 9 juta kasus baru TB di seluruh dunia, 1 juta adalah kasus pada anak usia <15 tahun. Mayoritas anak tertular TB dari pasien TB dewasa. Infeksi TB pada anak dan pasien TB anak terjadi akibat kontak dengan orang dewasa sakit TB aktif. Diagnosis TB pada dewasa mudah ditegakkan dari pemeriksaan sputum yang positif. Sulitnya konfirmasi diagnosis TB pada anak mengakibatkan penanganan TB anak terabaikan dan tidak fokus.

Berbeda dengan TBC pada orang dewasa, penyakit TBC pada anak tidak menular. Pada TBC anak, kuman berkembang biak di kelenjar. Karena berada di dalam kelenjar, sifatnya tidak terbuka. Sementara pada TBC dewasa kuman keluar melalui jalan napas, sehingga pada saat batuk, percikan ludah yang mengandung kuman ini lah yang berpotensi menular pada orang lain.

Gejala TBC sendiri tidak serta-merta muncul. 4-8 minggu setelah infeksi biasanya anak hanya sedikit demam. Beberapa bulan kemudian anak mulai batuk-batuk sedikit. Tahap berikutnya (3-9 bulan setelah infeksi) anak mulai tidak nafsu makan, kurang gairah, dan berat badan turun tanpa sebab. Selain itu juga ada pembesaran kelenjar di leher, sementara di paru-paru muncul gambaran flek. Pada saat itu ada dua kemungkinan, apakah akan muncul gejala TBC yang sesungguhnya atau sama sekali tidak muncul gejala, tergantung dari kekebalan anak. Pada anak yang daya tahan tubuhnya bagus biasanya TBC-nya tidak muncul, tapi bukan berarti sembuh. Setelah bertahun-tahun, bisa saja muncul, bukan di paru-paru lagi, melainkan bisa di tulang, ginjal, otak, dll. Justru ini lebih berbahaya  dan butuh waktu lama untuk penyembuhannya.

Riwayat Penyakit TBC

Mendeteksi penyakit TBC pada anak cukup sulit untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan anak tidak mengeluarkan kuman pada dahaknya dan gejala yang tampak juga sangat sedikit. Yang harus dicermati adalah riwayat penyakitnya.
# Apakah ada riwayat kontak anak dengan pasien TB dewasa.
# Apakah anak sudah mendapat imunisasi BCG semasa kecil. Atau reaksi BCG sangat cepat,
   misalnya bengkak hanya seminggu setelah diimunisasi BCG. Ini juga harus dicurigai TBC,
   meskipun jarang.
# Berat badan anak turun tanpa sebab yang jelas, atau kenaikan berat badan setiap bulan berkurang
# Demam lama atau berulang tanpa sebab
# Batuk lama lebih dari 3 minggu
# Pembesaran kelenjar di kulit, terutama di bagian leher
# Kemerahan di sudut mata.
# Dilakukan Pemeriksaan Tuberkulin / Mantoux Test. MT positif jika hasilnya lebih dari 10 mm.
   Tetapi pada anak yang gizinya kurang, meskipun TBC, hasilnya biasanya negatif karena tidak
   memberikan reaksi terhadap MT.

Pengobatan TBC Pada Anak

Prosedur pengobatan penyakit TBC pada anak yang pertama adalah dengan memberikan obat
pembunuh kuman TBC (pengobatan masa I atau 3 bulan pertama).
Tahap berikutnya adalah memberikan obat-obatan yang fungsinya mengepung kuman yang ada
di dalam kelenjar, karena pada tahap ini kuman-kuman sudah masuk ke dalam kelenjar.
Proses pengobatan berlangsung sekitar 6 bulan, dan terkadang ditambah 3 bulan pengobatan untuk
mencegah kekambuhan. Pengobatan harus teratur, tidak boleh berhenti. Kalau distop, bisa jadi
kuman nya akan muncul kembali dan resisten terhadap obat. Pengobatan yang lama memerlukan
kesabaran orang tua dan kepiawaian membujuk anak agar tidak bosan untuk meminum obatnya.




By. Nabilzaky








Tidak ada komentar: