Rasa kantuk adalah tanda yang diberikan oleh tubuh untuk
beristirahat, yang biasanya datang di malam hari atau saat merasa lelah.
Namun, dalam keadaan tertentu Anda mungkin merasa mengantuk dan lelah
hampir sepanjang hari bahkan di waktu kerja, padahal Anda merasa telah
mendapatkan waktu tidur yang cukup seharinya.
Kantuk dan lelah yang datang tidak pada waktunya tersebut
perlu diwaspadai dan segera ditanggulangi karena ia tidak hanya akan
mempengaruhi kualitas hidup, keselamatan, serta produktivitas Anda
sehari-hari tapi juga bisa mengungkapkan kondisi kesehatan tertentu
maupun penyakit yang mungkin Anda derita.
Pernah merasa sangat mengantuk di saat jam-jam sibuk? Jika
ini yang sering kita rasakan, mungkin kita mengidap hypersomnia. Menurut
dr Andreas Prasadja, RPSGT, sleep technologist dari Sleep Disorder
Clinic-RS Mitra Kemayoran, hipersomnia adalah sebuah gejala gangguan
tidur yang membuat penderitanya mengalami rasa kantuk berlebihan
meskipun sudah tidur cukup.
Orang dewasa pada umumnya butuh tidur 7-8 jam seharinya.
Sementara kebutuhan tidur kelompok usia remaja-dewasa muda (akhir 20-an)
adalah 8,5-9,25 jam perhari. Pada kelompok usia dewasa muda, jika
sering mengantuk dan tidur 6-7 jam saja seharinya wajar jika masih
mengantuk. Sebelum menebak-nebak atau terus mengonsumsi stimulan,
cobalah untuk menambah jam tidur terlebih dahulu.
HYPERSOMNIA
Kata Hipersomnia (hypersomnia) berasal dari kata Yunani
hyper, yang artinya “lebih” atau “lebih dari normal”, dan dari bahasa
Latin somnus, artinya “tidur”. Hipersomnia (hypersomnia) primer yang
merupakan rasa kantuk yang berlebihan sepanjang hari yang berlangsung
sampai sebulan atau lebih. Rasa kantuk yang berlebihan ( terkadang
disebut sebagai mabuk tidur) dapat berbentuk kesulitan untuk bangun
setelah periode tidur yang panjang (biasanya 8 sampai 12 jam tidur),
atau mungkin ada pola episode tidur siang , muncul setiap hari, dalam
bentuk tidur siang yang diharapkan atau tidak diharpkan
Seperti halnya insomnia, hipersomnia adalah salah satu
gejala gangguan tidur. Seorang yang mengalami hipersomnia sebenarnya
mudah sekali dikenali. Ciri-cirinya ia mengantuk walau sudah cukup
tidur. Jika mengantuk karena tidur yang kurang, itu bukan hipersomnia.
Berikut beberapa penyebab yang membuat orang selalu mengantuk sepanjang hari:
1. Kurang Istirahat
Normalnya, tidur yang cukup orang dewasa adalah 6-8 jam. Secara
fisilogis tubuh kita akan menjadi seperti alarm yang mengingatkan kita
untuk beristirahat apabila waktu istirahat yang cukup tersebut tidak
terpenuhi. Akibatnya, tubuh akan memberikan respon berupa rasa kantuk
bahkan di jam-jam yang produktif. Apabila kita mengindahkan kode
tersebut, dan pergi tidur meskipun sejenak, maka setelah bangun tubuh
kita akan terasa segar kembali. Hal ini disebabkan pada saat tidur,
tubuh akan memanfaatkan zat kelelahan (asam laktat) untuk diolah kembali
di dalam hati sebagai cadangan tenaga. Namun, hal yang perlu
diperhatikan adalah jadwal terbaik tubuh mengolah asam laktat ini. Dalam
mekanisme alami yang terjadi dalam tubuh kita, asam laktat ini diolah
dalam hati untuk menjadi cadangan tenaga di malam hari sekitar pukul
00.00 sampai dengan 02.00. Oleh sebab itu, pastikan tubuh dalam keadaan
istirahat di jam tersebut. Selain membantu memproduksi tenaga, jam
tersebut juga rentan dengan jadwal kerja hati dalam mengeluarkan racun
tubuh yang akan berjalan baik jika dalam keadaan istirahat.
2. Kekurangan Oksigen
Jika tubuh memberikan respon kantuk, bias jadi hal ini mengindikasikan
bahwa tubuh kekurangan oksigen. Pasalnya, oksigen sangat diperlukan oleh
sel-sel otak untuk melakukan aktifitas rutin sehari-hari. Apabila
oksigen yang beredar di darah kurang mencukupi kebutuhan metabolisme
dasar, maka otakpun akan kekurangan oksigen, dan cenderung memberikan
respon seperti mengantuk. Kekurangan oksigen bisa disebabkan oleh
beberapa hal, di antaranya kurangnya asupan zat besi seperti yang
terdapat dalam sayur bayam, ati, daging merah, dll. Kekurangan zat besi
menyebabkan gangguan pembentukan sel darah merah (eritrosit) yang akan
menyebabkan seseorang menderita anemia. Eritrosit mengandung hemoglobin
dimana fungsi hemoglobin adalah untuk mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh. Jadi, rendahnya eritrosit dalam tubuh menyebabkan hemoglobin juga
rendah, dan oksigen yang disebar ke tubuh juga rendah.
3. Makan Berlebihan
Kalori seharusnya memang memberikan energi untuk beraktifitas. Akan
tetapi kenapa setelah makan banyak kita malah menjadi mengantuk?
Jawabannya ada pada makanan yang kita makan. Mengonsumsi karbohidrat,
makanan berlemak, dan makanan yang mengandung gula tinggi secara
berlebihan meyebabkan tubuh kita cepat mengantuk. Hal ini disebabkan
makanan yang mengandung lemak, gula, dan karbohidrat merupakan makanan
yang paling banyak memberikan perubahan hormon dalam tubuh. Sebab,
ketiganya memicu respon saraf dengan cepat saat makanan mencapai usus
halus. Respon tersebut akan diterima saraf parasimpatis yang kemudian
akan memberikan informasi pada tubuh untuk memperlambat gerak tubuh dan
lebih fokus dalam mencerna makanan.
4. Mengonsumsi Terlalu Banyak Makanan Manis
Memang makanan manis, tak hanya enak dilihat tetapi juga enak dirasa.
Akan tetapi tahukan bahwa setelah mengonsumsi banyak makanan manis yang
rasanya enak itu kita akan lebih rentan terhadap rasa kantuk? Hal ii
berkaitan dengan hormone insulin. Hormone insulin yang akan ikut
meningkat setelah mengonsumsi kelebihan glukosa tersebut akan
mempengaruhi produksi hormone serotonin dan melatonin yang sangat
berhubungan dengan pemicu rasa kantuk dan kebahagiaan.
5. Makan Banyak di Malam Hari
Sebaiknya makan malam tidak di atas jam delapan malam, atau setidaknya
minimal satu jam sebelum tidur. Dan jangan makan banyak di malam hari.
Jika Anda makan malam di atas jam delapan dan langsung tidur maka Anda
mematikan fungsi insulin yang membuat kadar gula darah menjadi naik atau
turun. Akibatnya, kita akan mudah terbangun di malam hari dan sulit
tertidur lagi. Padahal, makan banyak tersebut membuat kita merasa
mengantuk. Akan tetapi gangguan insulin yang menyertainya membuat kita
sulit tertidur nyenyak. Dan hal ini berkaitan lagi dengan rasa kantuk
setelahnya di jam produktif akibat sulit tidur nyenyak di malam harinya.
6. Alarm Tubuh terhadap Gejala Stroke
Jika gejala tersebut dialami oleh orang berusia lanjut dan sering,
berarti orang tersebut perlu waspada. Berdasarkan hasil penelitian
ilmuwan Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Dr. Bernadette
Boden-Albala, asisten professor bidang neurologi pada Universitas
Columbia, New York, AS, rasa kantuk yang berlebihan setiap hari
merupakan tanda awal serangan stroke. Penelitian ini menunjukkan bahwa
orang yang sering mengantuk berisiko mengalami serangan stroke dua
hingga empat kali lebih tinggi. Bagaimana mengenali rasa kantuk yang
biasa dan rasa kantuk yang tidak biasa ini? Biasanya rasa kantuk yang
dimaksudkan sebagai alarm tubuh terhadap gejala stroke ialah orang
berusia lanjut yang mudah tertidur dalam berbagai situasi. Misalnya
saja, mereka yang mudah tertidur ketika sedang menonton televisi di
ruang tamu, duduk, saat berbicara bersama, duduk terdiam, setelah makan
siang tanpa mengonsumsi alcohol, atau parahnya yang tiba-tiba berhenti
mengemudi saat berkendara. Menariknya, dalam penelitian tersebut
dikatakan “selama dua tahun, pada orang yang beberapa kali suka
mengantuk dalam sehari memiliki risiko terkena stroke 2,6 kali lebih
besar. Sementara orang yang mengantuk secara sangat berlebihan, risiko
terkena stroke meningkat menjadi 4,5 kali lebih besar”.
7. Mata Minus
Lensa mata yang mengalami myopia (mata minus), apabila tidak dikoreksi
sesuai dengan kebutuhan mata, maka akan menyebabkan mata mudah lelah dan
mudah mengantuk saat kita sedang membaca. Untuk yang tidak memakai kaca
mata, hal ini bisa jadi indikasi bahwa mata sedang mengalami gangguan.
Untuk yang sudah memakai kaca mata minus, hal ini juga bisa
mengindikasikan bahwa mata sudah tidak tercover sempurna dengan kaca
mata yang saat ini digunakan.
8. Anemia (kurang darah)
Anemia merupakan penyebab utama rasa kantuk sering datang.
Kekurangan darah menyebabkan kurangnya zat besi, sel darah merah yang
diperlukan untuk membawa oksigen ke jaringan dan organ tubuh pun
berkurang, sehingga menyebabkan orang sering merasa ngantuk. Padahal,
oksigen adalah salah satu unsur penting untuk menghasilkan energi. Untuk
mengetahuinya, Anda harus melakukan pemeriksaan darah. Jika hasilnya
oke, bisa jadi Anda mengantuk karena memang kurang tidur atau kualitas
tidur Anda buruk.
9. Hipotiroid (menurunnya produksi hormon tiroid)
Tiroid adalah kelenjar kecil di dasar leher, yang berfungsi
mengontrol metabolisme dan kecepatan mengubah bahan bakar menjadi
energi. Ketika kelenjar kurang aktif dan fungsi metabolisme terlalu
lambat, orang bisa merasa badan lesu dan selalu mengantuk.
10. Diabetes
Glukosa adalah bahan bakar dari energi yang dilepaskan dalam sel-sel
karena adanya oksigen. Orang dengan diabetes tipe-2 memiliki tingkat
glukosa darah yang tinggi, karena tubuh tidak dapat menggunakan glukosa
ini untuk menyediakan energi. Oleh karena itu, individu dengan diabetes
tipe-2 mengeluh merasa lelah dan mengantuk sepanjang waktu.
11. Dehidrasi
Kelelahan dan kantuk bisa merupakan tanda dehidrasi.
Segeralah cukupi kebutuhan air dalam tubuh agar selalu merasa segar dan
bersemangat.
12. Depresi
Depresi bukan hanyan gangguan emosi tetapi juga banyak
berkontribusi untuk gejala fisik. Kelelahan, selalu mengantuk, sakit
kepala dan kehilangan nafsu makan adalah salah satu gejala yang paling
umum pada orang yang mengalami depresi.
13. Gangguan Tidur
Gangguan tidur seperti sleep apnea dan insomnia juga dapat
menyebabkan perasaan kelelahan dan kantuk terus-menerus. Tidur digunakan
untuk memfungsikan tubuh kembali, sel-sel tubuh memperbaiki dan
meremajakan diri. Sementara pada orang yang menderita kurang tidur
karena insomnia, sleep apnea, maka sistem pernapasan akan terhambat
sehingga sering menyebabkan kelelahan dan kantuk.
14. Penyakit Jantung
Ketika mudah merasa lelah dan mengantuk dalam melakukan kegiatan
sehari-hari, sebaiknya Anda harus memastikan bahwa jantung Anda dalam
keadaaan yang baik, karena selalu mengantuk bisa jadi pertanda awal
penyakit jantung.
15. Sindrom Kelelahan Kronis
Lelah biasanya segera hilang saat dibawa istirahat. Tapi
untuk sindrom kelelahan kronis (chronic fatigue syndrome), lelah tidak
cepat hilang dan biasanya ditandai dengan kelesuan, mengantuk, lekas
marah, nyeri otot dan dalam beberapa kasus terjadi hilangnya memori.
16. Kurang Olahraga
Menurut dr. Michael Triangto SpKO, spesialis kedokteran olahraga dari
Slim+ Health Sport Therapy, mudah mengantuk atau tubuh seperti kurang
berenergi bisa disebabkan karena kurang berolahraga.
”Olahraga yang tepat intensitasnya adalah yang dilakukan hingga
mencapai zona latihan (training zone) diri orang tersebut, dan dilakukan
secara teratur. Jika tidak optimal, mungkin tubuh akan tetap loyo. Atau
sebaliknya, dia makin mudah mengantuk karena tubuh terlalu lelah akibat
olahraga berlebihan,” kata dr. Michael.
Sebaiknya jangan berolahraga terlalu dekat dengan waktu tidur.
Berikan jarak minimal tiga jam antara olahraga dan waktu tidur. Karena,
begitu selesai berolahraga, tubuh memproduksi adrenalin yang membuat
Anda sulit tidur. Setelah beberapa lama, adrenalin menurun, tubuh akan
relaks dan Anda mudah tidur. Menurut dr. Andreas, makin berat porsi
berolahraga seseorang, maka waktu tidur yang dibutuhkan semakin besar.
Tips Mengatasi Mudah Mengantuk atau Hypersomnia
1. Tidur berkualitas
Ketika kita bicara tidur yang berkualitas, bukan hanya durasi lamanya
mata terpejam yang diperhitungkan. Melainkan bagaimana kita membuat
gelombang otak masuk ke dalam vase tidur lelap. Dan vase tidur lelap
akan tercapai jika kita benar-benar siap untuk tidur tak hanya sekadar
memejamkan mata.
Mengenai durasi, idealnya, orang dewasa membutuhkan waktu
tidur 8-9 jam di malam hari. Sedangkan untuk remaja, 9 jam adalah waktu
yang tak bisa ditawar-tawar.
2. Jauhkan pengganggu tidur
“Jadikanlah tempat tidur sebagai tempat yang nyaman untuk
terlelap dan bercinta,” demikian Avelino Verceles, MD, asisten profesor
dari University of Maryland School of Medicine menyarankan. Ini artinya,
sambung Verceles yang juga direktur School’s Sleep Medicine Fellowship,
kita harus menjauhkan televisi, video games, dan laptop atau komputer
dari kamar.
3. Buat jam tidur yang teratur
Orang yang mengidap gangguan tidur biasanya akan disarankan
untuk tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, termasuk hari
libur dan akhir pekan. Tapi menurut Barry Krakow, MD, direktur medis
Maimonides Sllep Arts and Sciences, Ltd., yang juga menulis buku Sound
Sleep, Sound Mind: 7 Keys to Sleeping Through the Night, mengatur waktu
tidur dan bangun justru menjadi kesulitan tersendiri bagi mereka yang
sudah mengalami gangguan tidur.
Untuk itu, Krakow menawarkan sebuah alternatif, yaitu dengan
menentukan waktu bangun yang harus diikuti setiap harinya. “Konsisten
bangun di waktu yang sama selama seminggu atau sampai sebulan, maka
tubuh akan mengikuti ritme tersebut.”
Ritme ini yang nantinya akan membentuk sirkardian atau jam biologis
tubuh. Kita akan selalu mengantuk lebih cepat jika di malam sebelumnya
kita kurang tidur, tapi bangun selalu di jam yang sama. Walhasil tubuh
akan meminta kita kembali pada jam tidur yang sebelumnya.
4. Perlahan majukan jam tidur kita
Jika menentukan jam tidur dan bangun yang sama setiap harinya tak
sukses, cobalah majukan jam tidur kita 15 menit lebih cepat selama 4
malam berturut-turut. Setelah ini berhasil, buat jadwal tidur kita 1 jam
lebih cepat dari biasanya.
5. Makanlah dengan teratur
Jika kita bertanya apa hubungannya makan dengan tidur, maka
jawabannya adalah keduanya sangat erat terkait. Makan di jam yang sama
setiap hari akan membuat sirkardian kita “berdentang” dengan teratur,
termasuk distribusi energi untuk memberikan sinyal pada kita bahwa sudah
waktunya istirahat.
Jika kita tidak makan teratur, misalnya memundurkan makan siang
menjadi lebih sore, akan membuat makan malam kita mundur sampai
mendekati waktu tidur. Dan pasokan energi mendekati waktu tidur justru
membuat kita bersemangat melakukan banyak hal. Plus idealnya, 2 sampai 3
jam sebelum waktu tidur kita sudah berhenti makan agar metabolisme
berjalan sempurna sehingga tak ada yang berubah wujud menjadi timbunan
lemak di tubuh.
6. Berolahragalah
Lakukanlah aktivitas bakar lemak seperti aerobik setiap hari, minimal
30 menit. Aerobik akan membuat tubuh kita lebih cepat terlelap.
Terlebih jika kita melakukan olahraga di ruang terbuka, 30 menit
terpapar sinar matahari pagi akan meregulasi pola tidur kita. Sehingga
secara alamiah bisa tidur dengan teratur dan berkualitas. Yang perlu
diingat adalah hindarilah berolahraga 3 jam sebelum tidur, sebab
adrenalin yang terpacu justru akan menjauhkan kita dari rasa kantuk.
7. Naiklah ke atas tempat tidur jika benar-benar sudah mengantuk
Menurut Krakow, jika kita hanya kelelahan setelah beraktivitas
seharian, sebaiknya jangan naik ke atas tempat tidur. Sebab ternyata,
ini justru tak akan membuat kita terlelap. Melainkan hanya
berguling-guling di atas tempat tidur.
“Rasa kantuk yang sebenarnya adalah ketika kita mulai merasa tak bisa
berkonsentrasi dan mata sudah ingin terlelap. Sedangkan untuk rasa
kelelahan kita, cobalah untuk relaksasi selama 15 menit, dengan
otot-otot tubuh tidak menjadi ‘rewel’ ketika berbaring di atas tempat
tidur,” Krakow memaparkan.
8. Temuilah pakar kesehatan tidur
Jika 7 langkah di atas masih belum juga berhasil membuat kita
tertidur dengan nyenyak, sebaiknya berkonsultasilah dengan dokter
kesehatan tidur. Sebab hipersomnia juga bisa merujuk pada gangguan tidur
seperti narkolepsi atau sleep apnea. Narkolepsi adalah gangguan yang
membuat orang tak bisa menahan rasa kantuknya, sehingga dalam keadaan
tengah beraktivitas pun bisa tiba-tiba tertidur. Sedangkan sleep apnea,
gangguan nafas pada saat tidur yang sebenarnya membuat otak kita tetap
terjaga meski mata terpejam.
Hal lain yang juga bisa mengundang gangguan tidur adalah depresi,
paska trauma, atau obat-obatan. Itu sebabnya mengapa kita butuh bantuan ahli yang
mengerti bagaimana mengatasi berbagai pemicu gangguan tidur tersebut.
[Dari berbagai sumber]
Spesial tuk AdeQ tersayang.....