Selain beristirahat, mengompres adalah
tindakan yang banyak dilakukan saat ada anggota keluarga yang demam
tinggi. Secara umum ada tiga jenis kompres, yakni kompres air hangat,
dingin, dan juga es.
Namun, seringkali orang melakukan kesalahan memilih
kompres.
Ketiga jenis kompres
digunakan untuk pertolongan kondisi tubuh yang berbeda. Salah-salah
mengompres bisa menimbulkan gejala yang lebih parah daripada sebelumnya.
Supaya tidak salah dalam mengompres, kita perlu tahu fungsi dari masing-masing kompres berikut ini.
1. Kompres air hangat
Kompres jenis ini sangat cocok digunakan untuk
menurunkan demam. Air hangat bukannya menambah suhu tubuh menjadi lebih
hangat, tetapi justru akan menyerap panas dari dalam tubuh sehingga
mampu menurunkan demam.
Kompres hangat juga dapat digunakan untuk
memperlancar sirkulasi darah, mengurangi rasa sakit, dan memberikan rasa
tenang. Suhu air yang disarankan untuk kompres hangat adalah sekitar
40-50 derajat celcius.
2. Kompres air dingin
Kompres air dingin digunakan untuk menyejukkan
tubuh di saat udara panas. Namun tidak digunakan untuk demam. Saat
digunakan untuk demam, kompres dingin memang cepat menurunkan panas
tubuh, tapi karena produksi panas tubuh tidak secepat penurunannya,
pasien justru akan mengalami hipotermia atau kedinginan.
"Tetapi jangan artikan hipotermia seperti kondisi
kedinginan parah di pegunungan, karena sebenarnya menggigil saja sudah
menjadi tanda-tanda dari hipotermia,"
Suhu yang disarankan untuk kompres air dingin
adalah suhu air keran.
3. Kompres es
Bila mengalami luka, baik terbuka maupun memar,
maka kompres es lah yang paling cocok untuk digunakan. Ini karena
kompres es dapat membantu membekukan darah sehingga bila terdapat luka,
pendarahan tidak akan semakin lama. Kompres es juga mampu meredam rasa
nyeri yang diakibatkan pecahnya pembuluh darah saat terjadi luka.
Sumber : Tempo.com